KUMPULAN E-BOOK DAN JURNAL




JUDUL BUKU   : AJARAN BUDDHA DAN KEMATIAN
PEGARANG    : M. O’C. Walshe (PENERJEMAH : Seng Hansun)
HALAMAN     : 68 Halaman
DESKRIPSI
     Bahwasanya semua bentuk kepercayaan terhadap kehidupan setelah kematian adalah hal yang tidak setelah kematian adalah hal yang tidak sesuai dengan  “Sains”.  Dalam ajaran Buddha hanya dapat dipahami dengan jelas jika kita memiliki cukup pengetahuan dalam sifat alamiah dalam pandangannya terhadap ajaran Buddha.
       Pandangan Buddhis terhadap kematian yang benar adalah bahwa arus kesadaran seseorang terus mengalir – didorong oleh batin dan kemelekatan – dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Meskipun proses tersebut impersonal (peny. tidak berkaitan dengan pribadi seseorang), ilusi mengenai karakter diri terus berlanjut dalam kehidupan ini.
      Dalam istilah Kebenaran Mutlak, tidak ada “jiwa abadi” yang terus bersemayam dalam tubuh-tubuh yang berganti, tetapi dalam istilah kebenaran relatif yang secara normal membimbing kita, terdapat suatu “makhluk” yang lahir kembali atau dalam Buddhis dikenal dengan istilah Tumimbal Lahir. Oleh penulis dalam buku ini akan dijelaskan secara ringkas dan jelas mengenai ajaran Buddha dan kematian dan juga beberapa pandangan dari kepercayaan lain tentang kematian.




JUDUL BUKU   : AVALOKITSEVARA (Asal, Perwujudan, Dan Makna)
PEGARANG      : Piyasilo Mahathera (PENERJEMAH : Piyananda)
HALAMAN        : 104 Halaman
DESKRIPSI

Avalokitesevara adalah Bodhisattva Buddhis yang palingmasyhur. Namanya dikenal luas mulai dari Sri Lanka di selatansampai ke Danau Baikal di utara, dari Jepang di timur sampaiKaukasus di barat. Kemasyhurannya juga cepat tersebar didunia modern kita —terutama di Eropa dan Amerika Utara. Tidak diketahui secara pasti kapan dimulainyapemujaan terhadap Avalokitesevara, diyakini hal itu terjadi diabad ke-2 SM saat doktrin tersebut mulai berkembang untukmembendung pengaruh pemujaan dewa brahmanis dankebangkitan kembali agama Hindu. Untuk lebih jelasnya terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar Avalokitsevara silahkan dibaca dalam buku ini karena, penulis dalam bukunya sudah menjelaskan secara singkat dan jelas.

 

JUDUL BUKU   : AJARAN BUDDHA DAN KEMATIAN
PEGARANG    : M. O’C. Walshe (PENERJEMAH : Seng Hansun)
HALAMAN     : 68 Halaman
DESKRIPSI
Bahwasanya semua bentuk kepercayaan terhadap kehidupan setelah kematian adalah hal yang tidak setelah kematian adalah hal yang tidak sesuai dengan  “Sains”.  Dalam ajaran Buddha hanya dapat dipahami dengan jelas jika kita memiliki cukup pengetahuan dalam sifat alamiah dalam pandangannya terhadap ajaran Buddha.
Pandangan Buddhis terhadap kematian yang benar adalah bahwa arus kesadaran seseorang terus mengalir – didorong oleh batin dan kemelekatan – dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Meskipun proses tersebut impersonal (peny. tidak berkaitan dengan pribadi seseorang), ilusi mengenai karakter diri terus berlanjut dalam kehidupan ini.

Dalam istilah Kebenaran Mutlak, tidak ada “jiwa abadi” yang terus bersemayam dalam tubuh-tubuh yang berganti, tetapi dalam istilah kebenaran relatif yang secara normal membimbing kita, terdapat suatu “makhluk” yang lahir kembali atau dalam Buddhis dikenal dengan istilah Tumimbal Lahir. Oleh penulis dalam buku ini akan dijelaskan secara ringkas dan jelas mengenai ajaran Buddha dan kematian dan juga beberapa pandangan dari kepercayaan lain tentang kematian.


 

JUDUL BUKU   : MANFAAT MEMBACA PARITTA
PEGARANG    : Phra Rajsuddhinanamongkol (Jarun Thitadhammo)
HALAMAN     : 22 Halaman
DESKRIPSI
Membaca paritta dan menghormati Sang Buddha adalah salah satu dari kegiatan kita setiap hari. Hal ini akan memberikan manfaat bagi seseorang. Kebajikan ini dapat kita bagi (limpahkan) kepada semua penghuni dunia dan membawa keberuntungan bagi semuanya.


Buku ini berisi tentang awal cerita seseorang yang memiliki kegelisahan dan kegalauan hidup, dan mengalami berbagai musibah dan penderitaan hidup. Oleh sebabnya dianjurkan untuk membaca Paritta  hingga akhirnya kegelisahannya telah lenyap. Dia dapat makan dan tidur dengan damai dan lebih ceria. Karena bisa tidur dengan nyenyak maka pikirannya menjadi lebih bahagia.Orang yang membaca Paritta dan melakukannya secara teratur setiap hari akan memperoleh kemakmuran. Dia akan memperoleh kekayaan, kecantikan, kebajikan dan kecerdasan. Cita-citanya akan tercapai.


 

JUDUL BUKU   : SAMSARA PERJALANAN SANG ATMA
PEGARANG    : I Nyoman Kurniawan
HALAMAN     : 154 Halaman
DESKRIPSI
Di dalam ajaran Hindu Dharma disebutkan bahwa eksistensi atau keberadaan kita sebagai manusia sesungguhnya ada dalam berbagai lapisan badan, yang merupakan wahana bagi Atma di dalam mengarungi siklus samsara. Dalam arti sesungguhnya keberadaan diri kita sebagai manusia ini sangatlah kompleks, tidak sesederhana apa yang hanya bisa dilihat oleh mata biasa.

Ada berbagai sebab mengapa kita terus-menerus mengalami lahir-hidupmati dalam siklus siklus samsara, tapi sebab yang paling penting dan utama adalah manas (pikiran) dan ahamkara (ke-aku-an atau ego). Pikiran yang terbenam dalam avidya (salah, bodoh, tidak tahu) serta ahamkara (ke-aku-an, ego) adalah yang menyebabkan kita terus menerus mengalami siklus samsara atau siklus lahir-hidup-mati yang terus berulang-ulang.


 

JUDUL BUKU   : PERBUATAN BENAR
PEGARANG     : Wily yandi Wijaya
HALAMAN      : 40 Halaman
DESKRIPSI
     Dalam buku ini pembahasannya akan dimulai dari pengertian atau definisi dari Perbuatan Benae. Kaitan antara Perbuatn Benar dengan unsur-unsur lainnya dalam Jalan Mulia Beunsur Delapan. Hingga penjelasan secara menyeluruh tentang aspek-aspek Ucapan Benar dan implementasinya dalam dunia modern saat ini.

      Berbuat baik serta benar adalah hal terpenting dalam hidup kita. Kita seharusnya menyadari bahwa berbagai masalah dan penderitaan timbul dikarenakan pikiran manusia yang buruj yang terwujud, salah satu contohnya adalah melalui perbuatan yang menyakiti, kasar, dan merusak.


 

JUDUL BUKU   : TRI PRAMANA MENYATUKAN AJARAN SUCI DHARMA DENGAN KESADARAN
PEGARANG      : I Nyoman Kurniawan
HALAMAN        : 62 Halaman
DESKRIPSI
Tahap-tahap perjalanan spiritual dharma sebagai perjalanan untuk menyatukan ajaran suci dharma dengan kesadaran, untuk mencapai kedamaian sejati di dalam diri [manah shanti], untuk mencapai sumber terdalam dari pengetahuan, kebijaksanaan dan kesadaran tertinggi yaitu kesadaran Atma [Atma Jnana], serta untuk terbebaskan dari siklus samsara,
di dalam ajaran suci dharma disebut dengan Tri Pramana. Yaitu :
    F Agama Pramana : Tahap teori.
          Tahap memahami ajaran dharma melalui kepintaran secara logika.
    F Anumana Pramana : Tahap praktek.
      Tahap memahami ajaran dharma melalui melaksanakan.
    F Pratyaksa Pramana : Tahap hasil.
      Tahap memahami ajaran dharma melalui mengalami sendiri secara langsung.

 

JUDUL BUKU   : BRAHMAVIHARA (Empat Keadaan – Batin Luhur Perenungan terhadap Cinta Kasih, Welas Asih, Turut Berbahagia, dan Keseimbangan Batin)
PEGARANG      : Nyanaponika Thera (ALIH BAHASA:  Wily Yandi Wijaya)
HALAMAN       : 33 Halaman
DESKRIPSI
Dalam bahasa Pali, bahasa yang digunakan dalam naskah-naskan Buddhis, empat keadaan batin ini dikenal dengan nama Brahma – Vihara. Istilah ini dapat juga diungkapkan sebagai keadaan batin yang sempurna , luhur atau mulia; atau seperti keadaan batin para Brahma atau dewa.

Empat keadaan batin ini dikatakan atau luhur karena merupakan cara bertindak dan bersikap yang benar dan ideal terhadap semua makhluk hidup (sattesu samma patipatti). Keempatnya menyediakan jawaban terhadap semua situasi yang muncul dalam kontak sosial. empat keadaan batin luhur ini merupakan pereda tekanan yang hebat, pencipta kedamaian dalam konflik sosial, serta penyembuh terhadap luka-luka yang diderita dalam perjuangan hidup.

 

JUDUL BUKU   : BHIKKHU TISSA BERTEMU SEORANG SKEPTIK
PEGARANG     : Bhikkhu Nyanasubhano
HALAMAN      : 50 Halaman
DESKRIPSI

Buku ini berisi tentang obrolan Bhikkhu Tissa dengan seorang SKEPTIK yang bernama Tuan Carp. Ia adalah salah seorang teman Charlie dan Charlie juga merupakan teman dari Bhikkhu Tissa. Dalam buku ini seerti novel yang hanya berisi obrolan tetapi dalam obrolan tersebut mengandung ajaran-ajaran dari agama Buddha, dan itu mempermudah untuk memahami ajaran Buddha. Pada permulaan pembahasan diceritakan bahwa tuan Carp tidak tertarik dengan agama Buddha, hanya saja ia membaca buku-buku Agama Buddha dan itu adalah yang sering diberikan oleh Charlie. Dan untuk mengetahui lebih jelas silahkan baca buku ini.

 

JUDUL BUKU   : ANANDA PENJAGA DHAMMA
PEGARANG    : Hellmuth Hecker ( ALIH BAHASA : Lestoro)
HALAMAN       : 80 Halaman
DESKRIPSI

Dalam buku ini akan mengulas sekilas tentang kehidupan Y.M Ananda sebagai Penkaga Dhamma dan juga peran beliau sebagai pendammping dari Guru beliau dan umat Buddha, yaitu Sang Buddha. Ananda adalah salah seorang siswa Hyang Buddha yang paling banyak disebutkan dalam khotbah-khotbah beliau. Diantara semua bhikku besar yang mengikuti Hyang buddha ia menduduki  posisi yang paling unik dalam banyak hal, sebagaimana akan dituturkan pada halaman-halaman selanjutnya  yang terdapat dalam buku ini.

 

JUDUL BUKU  : MOKSHA PUNCAK KESADARAN DIRI DAN PENYATUAN KOSMIK
PEGARANG    : I Nyoman Kurniawan
HALAMAN      : 73 Halaman
DESKRIPSI

        Tujuan hidup tertinggi dalam ajaran Hindu Dharma adalah menyadari kenyataan diri yang sejati (Atma), sehingga Atma dapat terbebas dari siklus samsara dan mencapai Moksha. Sayangnya bagi kebanyakan manusia, jarak pandang penglihatannya teramat sangat terbatas, sehingga yang terlihat hanyalah kenikmatan indriya, kehormatan, harga diri, keuntungan, harta kekayaan, wujud dan bentuk. Hal inilah yang telah mengundang banyak manusia enggan melaksanakan dharma dan malah menciptakan berbagai karma buruk tanpa menyadari akibatnya kelak yang membawa kesengsaraan.

 

JUDUL BUKU   : CATUR YOGA EMPAT INTISARI UTAMA SADHANA DHARMA
PEGARANG      : I NYOMAN KURNIAWAN
HALAMAN        : 73 Halaman
DESKRIPSI
Para Maharsi, para Mpu, para Danghyang mengajarkan, bahwa terlahir sebagai manusia itu mirip dengan pergi ke pulau harta karun. Disebabkan karena kelahiran sebagai manusia itu sangat utama. Dalam buku Sarasamuscaya bahkan secara eksplisit disebutkan bahwa hanya dengan kelahiran sebagai manusia kita bisa mencapai jivan-mukti (pembebasan).

Tujuan hidup tertinggi bagi semua mahluk adalah mengalami Moksha (pembebasan sempurna) yang diraih dengan mencapai kesadaran tertinggi atau Atma Jnana. Atma secara literal berarti sang diri sejati, jnana berarti pengetahuan, mengetahui atau menyadari. Atma Jnana berarti menyadari akan hakikat diri yang sejati (Atman) atau dalam bahasa tetua kita dulu disebut sujatining urip. Disebut sadar karena sesungguhnya kita sudah dan selalu bebas, hanya saja kita tidak menyadarinya akibat belenggu ahamkara (ego, ke-aku-an) dan sad ripu (enam kegelapan pikiran).

 

JUDUL SKRIPSI   : MAKNA DAN TATA CARA BHAKTI-PUJA DALAM BUDDHA MAITREYA
PEGARANG           : Yoyoh Masruroh
HALAMAN            : 79 Halaman
DESKRIPSI
Berdasarkan penelitian sosio kulturan, masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius. Hal ini tergambar dalam kehidupan masyarakatnya yang tidak dapat dilepaskan dari kehadiran dan perkembangan afama-agama besar, termasuk munculnya aliran-aliran agama tersebut.
Majlis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI) merupakan sebuah organisasi besar Agama Buddha yang terhimpun dalam wadah WALUBI, yang lebih terkenal dengan sebutan aliran Buddha Maitreya.

Aliran Buddha Maitreya Indonesia dipelopori oleh Maha Sesepuh  Maitreyawira (Alm), seiring dengan didirikannya Vihara Buddha Maitreya perdana di kota Malang (Jawa Timur) tahun 1950. Untuk lebih jelasnya mengenai pembahasan ini penulis dalam Skripsi nya telah menyajikannya secara jelas dan ringkas.

 

JUDUL JURNAL  : ADI BUDDHA DALAM AGAMA BUDDHA INDONESIA
PEGARANG      : Hudaya Kandahjaya
HALAMAN        : 18 Halaman
DESKRIPSI
       Pada dasarnya secara umum dapat kita lihat bahwa konsepsi Adi Buddha sebenarnya sudah lama muncul di lingkungan agama Buddha, baik di tempat-tempat agama Buddha pernah berkembang maupun di Indonesia. Dalam petunjuk-petunjuk ini penulis sudah mencoba menggali dan telah dimuat di dalam jurnal ini.
          Dalam jurnal ini kita akan menyaksikan kecocokan antara konsep Adi Buddha dengan keberadaan perlambangan Adi Buddha, refleksi dirinya, Dhyani- Buddha pada masing-masing surganya di tiap sisi dari Borobudur, dan keberadaan Bodhisatva yang menunggu kelahiran untuk mencapai pencerahan sempurna.



JUDUL BUKU   : AGAMA BUDDHA PEDOMAN HIDUPKU
PEGARANG     : Kumpulan Ceramah Dhamma Bhikkhu Uttamo
HALAMAN       : 35 Halaman
DESKRIPSI
Jadi dalam puja bakti merupakan hal yang sangat penting artinya. Karena dalam etika ajaran Sang Buddha, kita harus hadir pada setiap hari kebaktian. Dari manakah etika itu muncul?

Mungkin beberapa orang sempat berpikir, "Dalam kitab suci Tri Pitaka tidak pernah disebutkan bahwa umat Buddha harus hadir dalam kebaktian baik pada hari Minggu atau pun bukan." Memang dalam kita suci Tri Pitaka tidak disebutkan hari Minggu harus kebaktian. Tetapi perlu di ingat, dalam kitab suci Tri Pitaka, diceritakan bahwa para murid Sang Buddha pada hari Uposatha, yang pada jaman itu jatuh pada tanggal 1, 8, 15, dan 23 menurut penanggalan bulan (Imlek), mereka datang menemui Sang Buddha. Bersujud dan melakukan kebaktian. Melakukan berdana  dan beberapa hal lain.

0 komentar:

Posting Komentar