SEJARAH VIHARA... DI INDONESIA

Sejarah Vihara Vidyaloka
Jln. Kenari Gg. Tanjung 1 Miliran U H II No. 231 Yogyakarta 55165

   
https://www.gudeg.net/cni-content/uploads/modules/direktori/logo/thumbs/medium/20130530_vihara.jpg


Kilas sejarah Vidyasena
Pada akhir tahun 1986, Dharmanadi Chandra mengumpulkan beberapa mahasiswa maupun pelajar, antara lain Johny Chandra, Yenawati, Liliaswari, Ratna Sari, Erly, Luh Summedani, Cinho, Molly, Benny Wibowo, Murtini, Andikha, dan banyak lagi kawula muda Buddhis. Mereka kumpul untuk mengadakan kegiatan di Vihara Vidyaloka, Yogyakarta.
Dengan dukungan dari Upasaka Pandita Soepomo, yang merupakan pembina Vihara Vidyaloka, dukungan moral dan bimbingan Buddha Dhamma dari beberapa anggota Sangha Theravada Indonesia pada waktu itu. Anggota sangha tersebut adalah yaitu Sekretaris Jenderal Sangha Theravada Indonesia Bhikkhu Pannyavaro, Samanera Jotidhammo dan Samanera Uttamo dan beberapa anggota sangha yang lain. Pada tanggal 1 Februari 1987 pukul 13.00 WIB, resmi dibentuk organisasi persaudaraan kawula muda Vidyasena.
Dalam bahasa Sansekerta, “Vidya” berarti pengetahuan Dhamma dan “Sena” berarti prajurit atau tentara penjaga, sehingga Vidyasena berarti “prajurit pengetahuan Dhamma”. Vidyasena mendapat pembinaan moral dan bimbingan Dhamma dari Sangha Theravada Indonesia dan majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia. Jadi sungguh tepat organisasi Vidyasena berkiprah di Vihara Vidyaloka (yang berarti “tempat pengetahuan Dhamma”).
Sebagai organisasi pemuda Buddhis yang anggotanya sebagian besar mahasiswa Buddhis dari berbagai kampus, Vidyasena mempunyai misi dan visi yang mencakup beberapa aspek. Pertama adalah aspek Buddha Dhamma, yaitu aspek yang meliputi kebenaran kesunyataan yang berlaku, bekerja, bersifat pasti, dan melingkupi seluruh kehidupan alam semesta ini. Dengan demikian diharapkan Vidyasena dapat memajukan perkembangan Buddha Dhamma dengan menggali dan memelihara ajaran agama Buddha berdasarkan kitab suci Tipitaka Pali, serta memberikan pembinaan kepada para mahasiswa, pelajar, dan generasi muda Buddhis dalam meningkatkan penghayatan dan pengamalan Buddha Dhamma di Yogyakarta pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Kedua, aspek sumber daya manusia, yang dikembangkan dengan cara pelatihan dalam organisasi dan saling interaksi sebagai sarana untuk membina, meningkatkan, dan mengembangkan kepribadian, kemampuan, kecakapan anggota yang bertanggung jawab.
Pada usia yang ke-29 ini, Vidyasena telah matang dalam organisasi. Banyak alumni Vidyasena yang telah berkiprah di berbagai organisasi Buddhis di tingkat nasional. Salah satu alumni yang juga pendiri Vidyasena adalah Dharmanadi Chandra yang saat ini menjadi ketua umum Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi).


Sumber : (http://buddhazine.com/vidyasena-vihara-vidyaloka-yogyakarta-rayakan-ulang-tahun-ke-29/)

0 komentar:

Posting Komentar